Saturday, February 28, 2009

Paradise is for Believing Men and Women

We often hear speakers in Friday prayer or in admonitions talking about Paradise and all of us find our hearts, minds and thoughts tuned on to that 'frequency'. However, majority of the speakers talk about Paradise as if it were a house for men only. Reality is not like that. Paradise is for the believing men and women. The only price for it is sound belief in Allah, love of Allah and His Messenger (peace be upon him), and obedience to Allah and His Messenger (peace be upon him).

In what follows are the glad tidings given by the Messenger of Allah (peace be upon him), to some of the women among his companions.

Narrated 'Ayshah: I did not feel jealous of any of the wives of the Prophet as much as I did of Khadijah (although) she died before he married me, for I often heard him mentioning her, and Allah had told him to give her the good tidings that she would have a palace of Qasab (i.e. pipes of precious stones and pearls in Paradise), and whenever he slaughtered a sheep, he would send her women-friends a good share of it. [Sahih al-Bukhari]

Anas reports that the Messenger of Allah (peace be upon him), said: 'The best women of mankind are four: Mariam daughter of 'Imran, Assiya wife of Pharaoh, Khadijah daughter of Khuwailid, and Fatima the daughter of the Messenger of Allah.' [Bukhari and Muslim]

Narrated 'Ata bin Abi Rabah: Ibn 'Abbas said to me, 'Shall I show you a woman of the people of Paradise?' I said, 'Yes.' He said, 'This black woman came to the Prophet and said, 'I get attacks of epilepsy and my body becomes uncovered; please invoke Allah for me.' The Prophet said (to her), 'If you wish, be patient and you will have (enter) Paradise; and if you wish, I will invoke Allah to cure you.' She said, 'I will remain patient,' and added, 'but I become uncovered, so please invoke Allah for me that I may not become uncovered.' So he invoked Allah for her.' [al-Bukhari]

The aforementioned ahadith clearly state the stature of some of the women given the glad tidings of Jannah (Paradise). What can the women of today do in order to achieve that pinnacle of success, Paradise?

The same principle is mentioned in the Hadith: 'Allah does not look at your pictures (shapes) and bodies but He looks at your hearts (and your deeds).'[Muslim]

She (the black woman) was physically sick, yet she sought cure in the Du'a of the Messenger of Allah (peace be upon him). She knew that the one who cures, ash-Shafi, is Allah, and Allah would answer the Du'a of His Messenger (peace be upon him). We conclude from that that Du'a heals all diseases be they of the body or of the heart. When commenting on this Hadith, al-Hafidh Ibn Hajar said: 'It is inferred from this Hadith that the cure of diseases through Du'a and supplication to Allah (wa al-iltija' ila Allah) is the most successful way of healing, but this cannot be fulfilled unless two conditions are satisfied: pure intention and sincere trust in the effectiveness of the Du'a, and righteousness and reliance on Allah.

The fact that the Prophet (peace be upon him) said: 'If you wish, be patient and you will have (enter) Paradise' is a proof for the virtue and reward of patience during sickness. In another Hadith, he (peace be upon him), says: 'Whenever a hardship affects the Muslim, he will be forgiven for it even when he is picked by a spike.'[Muslim]

And in another Hadith, also narrated by Muslim, Ummu as-Sa'ib cursed fever, to which the Prophet (peace be upon him) told her: 'Do not curse fever, for it takes away the sins like the blaze [fire] takes away the impurities of iron.' The black women preferred the suffering of this world to getting the eternal reward of Paradise! She suffered from sickness, yet her pain and discomfort did not force her to forego pleasing Allah! And no matter who one is, if one is in the path of Allah, one will encounter difficulties, because Paradise is rounded by hardships.

If things are easy and life is rosy, then one must check oneself; are we following the true Islam? Especially in this western environment it may be difficult for a young woman to wear the dress of modesty, the Hijab (even though it is mandatory), not to talk to men and keep away from them (which is also mandatory), except if necessary.

All these may be difficult to achieve for some in the beginning, but when one overcomes herself for the sake of Allah, then all the other obstacles become baseless. So, how to overcome oneself? By knowing Allah by His names and attributes; by loving and obeying Allah and His Messenger (peace be upon him); and then the help of Allah will come, insha'Allah. She (the black woman) preferred being patient, but could not tolerate that her honor, her modesty and her chastity be damaged or even touched, nor that any part of her body be uncovered, though she had no control over it. Indeed she was a real slave and servant of Allah; she was a faithful, a believer, a Muslimah, a righteous and pious woman, a truthful woman, and she was loyal to Allah and His Messenger (peace be upon him). Not only having these awe-inspiring qualities, she was also a wise and a great woman, as her memorable words rang ...: '... but I become uncovered, so please invoke Allah for me that I may not become uncovered.'

If words are to be written in Gold, these words should be written in gold ... Remember this simple equation:
Iman + Suffering + Patience = Paradise

From :http://www.islamswomen.com/

Monday, February 23, 2009

On-call

On-call merupakan perkara yang mendebarkan terutamanya buat para houseman. Tetapi untuk pelajar perubatan seperti kami, 'on-call' atau dalam bahasa arabnya dipanggil 'munawab' tidaklah segerun mana. (Bahkan relax-relax saja).Cuma kami akan diletakkan di bawah pengawasan doktor sebenar yang on-call pada malam itu dan akan disuruh melakukan physical exam dan berbincang tentang kes yang tiba pada waktu itu.

Semasa kami on-call dalam round Family Medicine terdahulu, pada mulanya kami bercadang untuk terus 'stay-back' selepas kelas, dengan harapan pukul 5-6 malam gitu, kami dibenarkan pulang. Namun kata doktor. "On-call akan mula pukul 4 sehingga pukul 8. Pergi balik rumah dulu, rehat-rehat, makan-makan, malam karang datang balik. Kes sekarang dengan kes yang akan kamu jumpa malam nanti berbeza."

Akhirnya kami pun akur dengan arahan doktor. Kami pulang semula dan kembali ke klinik pada jam 4 petang. Tidak banyak kes menarik. Common cold, epistaxis (hidung berdarah), ada juga yang datang malam-malam untuk ambil ubat Diabetis (haihh)..

Bila hanya 3 orang yang menghadap doktor, puaslah doktor mengakses kami. Apabila azan maghrib berkumandang, kami meminta izin dari doktor untuk berhenti solat. Kebetulan pada hari itu saya berpuasa, maka saya hanya berbuka puasa dengan berbekalkan 'biskut ikan' dan air masak gara-gara tidak sempat menyiapkan bekal. (Hari ini ada orang tu on-call, siap bawa flask air coklat, pisang dan biskut untuk berbuka. hehe.)

Pada jam-jam terakhir on-call, pesakit semakin berkurang. Maka kami hanya berbual-bual dengan doktor. Bercerita tentang pengalamannya sebagai pelajar, sebagai doktor dan lain-lain.

Tahun 6 nanti, lagi kena kerap on-call. Selalu pula saya berangan kalaulah ada kereta sendiri, kan senang nak balik malam-malam...

Ok, nak pergi tengok Qilah siapkan bekalan makanannya untuk dibawa ke klinik untuk on-call. :p

Saturday, February 21, 2009

Dewasa...

Malam yang lampau dingin menyukarkan saya untuk lelap. Hendak dikacau orang Dublin sana, mungkin dia juga telah lama mengulit mimpi. Buku cuba diselak, namun sukar dirasakan untuk mencapai tahap fokus memandangkan buku yang saya selak adalah rotation yag belum lagi bermula.

Saya menyelak langsir melihat titisan hujan berteritipan turun membelah kesunyian dan hening malam ini.

Entah jam berapa mata ini bisa lelap, saya mencapai laptop dan melawat dari satu ke satu blog rakan-rakan.

Teryata ia membuat kenangan lama kembali terimbau. Tahun 2010 yang bakal mejelang, dengan izin Allah pastinya akan menyaksikan sebahagian besar dari kami bakal pulang sebagai graduan. Memang ramai juga rakan-rakan yang telah pun tamat pengajian ijazah mereka seperti Syahidah (Uniten). Tahniah diucapkan. Namun bagi mereka yang bakal bergelar doktor, kebanyakan dari kami akan tamat pada tahun 2010 dan 2011 nanti. Baik yang di dalam negara, mahupun di luar negara.

Kelas 5 Sains 6 (SPM 2003)
Daripada 25 orang keluaran 5 Sains 6, saya anggarkan 75% daripada kami bakal bergelar doktor.
Dari Jordan : Saya, Shaima dan Hetty.
Dari Mesir : Sy. Aisyah dan Rai
Dari Russia : Amnah, Amie, Ainul dan Sab.
Dari Ireland : Odah, Hanan.
Twinning IMU :Zark, Zarin, Diyanah
Dari UM : Nafisah, Nenny, Azira, Aminah

Yang bukan mengambil jurusan perubatan : Saadi, Naem, Ayu, Aisyah Mas, Izzah, Marhamah, Hamizah.



Semuanya saya rasakan telah dewasa dan mempunyai haluan masing-masing. Teringat dahulu kami sama-sama belajar sekelas, sama-sama didenda berjalan di balkoni dari kelas kami sehingga ke hujung kelas 501 (putera) semasa kelas Teacher Syah kerana mengantuk dan pasif, sama-sama membaca yasin di dalam kelas setiap malam jumaat menjelang peperiksaan, sama-sama 'terasa' apabila 'diperli' Ust Sheikh :p, sama-sama bangga bila kelas kita jadi juara kebersihan hampir setiap minggu. Semua dikongsi bersama-sama. Biasanya ketua kelas (Amnah) akan mula bising sekiranya kelas kami mula berserabut. Itulah rahsia kejuaraan kami. Betul tak semua??

Malam-malam begini, tiba-tiba rasa rindu kepada mereka semua kembali menyapa. Saya menanti saat untuk semua berkumpul kembali. Waktu itu, mungkin kami telah bergelar aunty-aunty untuk si comel Puan Marhamah yang bakal lahir dan mungkin dari Puan Saadi juga? (hehe..)

Tidak lupa juga rakan-rakan 4 Sains 5,
Masih saya ingat, kelas tersebut merupakan satu-satunya kelas puteri di blok tersebut. Bayangkan 4 kelas lainnya di tingkat tersebut merupakan kelas sains putera. Maka tandas dan tangga bersebelahan kelas kami menjadi milik kami sepenuhnya. Memang kami memandang jengkel pada putera yang curi-curi lalu di situ. (Haha, memang terseksalah mereka terutamanya kelas sebelah kami 404, yang terpaksa mengambil jalan jauh untuk turun tangga).
Kelas 405 juga sering mendapat teguran dan 'tazkirah percuma' apabila ada suara kami yang kedengaran ke sebelah. (Senyum sendiri apabila teringat kembali memori-memori itu)

Saya tumpang berbangga melihat ramai rakan-rakan yang kini menjadi pimpinan persatuan baik di dalam dan luar negara. Dari hasil tarbiah dari bumi waqafan itu dan juga istiqamah yang diamalkan, semoga kita semua bakal menjadi pemimpin yang dinantikan agama.

Thursday, February 19, 2009

Cerita dalam cerita...

Yang jelas, pulang saja dari exam tadi, saya sedih dan sedikit 'frust'.

Soalan senang. Tetapi, gambar semata tanpa history. Cukup mengelirukan saya. Opacification pun boleh jadi abscess, boleh jadi cataract..(Doctor kata, history taking 85% boleh bawa ke diagnosis sebenar. Tetapi dalam exam kenapa tak disertakan case dan history??? So macam mana nak reach right diagnosis??) :(

Tambahan pula, hanya ada 7 slide. Jadinya 1 soalan mempunyai nilai markah yang tinggi.

Soalan tadi..
1. Glaucoma and drugs given.
2. Corneal abscess and it causes.
3. Hypopion and Anterior Uveitis.
4. Exotropia (Squint)
5. Drug Anti-cholinergic and cycloplegic.
6. Ptosis
7. Diabetic Maculopathy (Hard exudates confuse dgn drusen)

Rezeki betul untuk mereka yang dimurahkan rezeki. Bukannya tak terbaca. Semua tajuk di atas sudah dibaca. Cuma tinggal ingat tak ingat, terfikir atau tak terfikir. Itu saja. Itu sebabnya sebelum exam, banyakkan berdoa agar Allah memberi kita ilham dan menggerakkan hati kita untuk membaca tajuk yang mungkin keluar menjadi soalan. Saya teringat nasihat Kak Kim (senior JUST dahulu yang kini telah bergelar MO), katanya, kalau tengah makan atau rehat-rehat, tiba-tiba terlintas satu soalan atau perkara yang kita belajar, lekas-lekaslah 'recall' atau catat atau rujuk semula tentang tajuk tersebut. Itu juga mungkin salah satu ilham dari Allah.

Exam Ophthalmology pagi ini juga merupakan pengajaran buat saya. Sangat besar pengajaran ini. Dia tidak mahu saya terus leka dan asyik mengejar apa yang zahir (markah) dan melupakan yang tersirat (ilmu).


(Floaters : Deposits of various size, shape, consistency, refractive index, and motility within the eye's vitreous humour, which is normally transparent = common symptom yang kita sering juga alami. Tapi boleh jadi sight-threatening juga when associated with retinal or vitreous detachment)

Semoga Allah mempermudahkan urusan doctor menanda kertas kami. Semoga markah kami juga lumayan dengan izin Allah..

Rakan saya yang menduduki exam psychiatry semalam bercerita, sebelum dia keluar dari bilik exam, doktor bertanya, "Are you Muslim?"

Hairan juga saya. Kalau orang-orang awam yang bertanya, boleh dipercayai lagi kerana mereka jarang bertemu dengan orang Malaysia malah mungkin tidak mengenali Malaysia itu sendiri. Namun apabila soalan itu keluar dari mulut doktor yang mengajar kami, saya sendiri bingung untuk membuat rumusan tentang soalan itu. (Mungkin pada pandangan mereka, berhijab bukan bermakna muslim.)

(Al-Ahzab :59) Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan-perempuan Yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai agar mereka dikenali (sebagai perempuan Yang baik-baik) maka Dengan itu mereka tidak diganggu. dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.




(Inilah pandangan rumah kami di Jordan di kala salji. Haha. Boleh percaya ke? Indahnya Irbid. Acah je, ni sebenarnya gambar rumah orang yang pertama kali main snow di Dublin. Dublin tak pernah dihujani salji sebelum ini. Rezeki dia sebelum balik, dapat main salji kan cik siti odah?? :p)

::Masa untuk berkeluarga esok di Hari Keluarga PERMAI::

PERMAI : Persatuan Mahasiswa Malaysia Irbid, satu persatuan zon bernaung di bawah Majlis Perwakilan Pelajar Malaysia (MPPM)

Monday, February 16, 2009

Squint @-@

Hari ini, seorang budak kecil berusia 5 tahun datang ke klinik Ophtalmology ditemani bapanya. Dia mengalami 'hypermetropia' (rabun dekat) dan 'squint'(juling).

Doktor pun melakukan Visual Acuity Test. Doktor menyuruhnya menutup satu mata dengan tangannya dan dia disuruh meneka gambar di hadapannya. (Test mata biasa). Satu-satu gambar ditekanya.

Sayyarah..
Hammameh..
Wardah..

Kemudian setelah selesai mata kanan, doktor menyuruhnya menutup mata kiri pula. Namun dia menekupkan tangannya ke atas kedua-dua mata. (Aii dik, camne nak teka gambar kalau dah tutup dua-dua mata gitu.) Tergelak kami dibuatnya.

Dia perlu menjalani pembedahan untuk membetulkan 'squint'nya itu.

Kasihan..

Pembentangan seminar 'Gradual Loss of Vision' hari ini. Tiada apa yang menarik untuk diceritakan.

Exam Ophtalmology Khamis ini. Lagi 3 hari.. Banyak gambar mata saya tak kenal lagi!! Jom study!

Saturday, February 14, 2009

PERTAMA '09 in memory

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT kerana dengan kemurahan dan kasih sayangnya, Persidangan Tahunan Mahasiswa Jordan atau lebih dikenali sebagai PERTAMA berjaya dianjurkan oleh Majlis Perwakilan Pelajar Malaysia (MPPM) buat kali ke3 pada tahun ini. Persidangan tahunan ini berjaya menghimpunkan sebahagian besar mahasiswa-mahasiswa yang menuntut di seluruh Jordan di 4 mantiqah utama ; Irbid, Amman, Mutah dan Mafraq.

Menyingkap kembali detik sejak mula-mula program ini dirancang oleh Biro Pembangunan Minda dan Akademik MPPM, saya pada mulanya agak bimbang kerana ia merupakan program besar dan melibatkan tetamu luar negara, kami juga agak menemui jalan sukar ketika mencari AJK kerana ramai pelajar Jordan telah bercuti keluar negara ketika itu. Namun atas kesudian mereka untuk menerima tugas ini, committee lengkap akhirnya terbentuk dan kerja dapat dimulakan walaupun agak lewat.

Saya mendapat tugasan untuk membentang kertas kerja 'Feminisme dan Islam' bagi mewakili Majlis Perwakilan Pelajar Malaysia Jordan. Namun disebabkan peperiksaan dan pembentangan seminar Ophtalmology pada hari Isnin dan Khamis ini yang lebih memerlukan perhatian, justeru pada mulanya saya menolak tugas tersebut. Walau bagaimanapun, pada malam terakhir sebelum pembentangan, setelah berbincang semula dengan rakan pengganti, Arda, saya rasa kasihan melihatnya yang tidak sempat melakukan persediaan secara rapi kerana baru saja berpulang dari bercuti di Mesir. Oleh itu walaupun agak berat hati, saya akhirnya bersetuju untuk membentang bersama-samanya dan persediaan untuk itu- mencari maklumat dsb hanya bermula pada jam 11 malam sehingga hampir pukul 2. Mata mengantuk sudah tidak dapat disengkang lagi. Pagi itu selepas subuh saya menyambung lagi, menambah dan mencari bahan-bahan tambahan untuk dibentang. Habis website Sister In Islam dan semua yang berkaitan feminisme saya cari. Maka pada jam 8.30 pagi hari Jumaat itu, selamatlah kami membentang. Pada mulanya saya rasa agak gugup apabila melihat pembentang-pembentang kertas kerja lain yang terdiri daripada ustaz-ustaz yang hebat, pelajar MA, wakil PMRAM dan sebagainya duduk di baris paling hadapan di dewan. Namun saya menyedapkan hati dan berpikiran positif saja. Doa saya, semoga kalam saya dilancarkan, dan pendengar boleh menerima dan faham apa yang saya perkatakan. Alhamdulillah semuanya dipermudahkan. Peserta juga menunjukkan respon yang baik berdasarkan soalan dan respon bernas mereka. Maafkan saya untuk semua kekurangan dalam pembentangan itu. Benar, manakan sama bidan yang terjun dengan penerjun profesional.

Yang paling istimewa program ini telah dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari sebahagian negara dari timur tengah - Persatuan Melayu Republik Arab Mesir (PMRAM), Persatuan Pelajar Perubatan Mesir, Persatuan Pelajar Malaysia Syria, Yaman, dan Arab Saudi. Semuanya hadir untuk membentangkan kertas kerja sebagai agenda utama dalam PERTAMA kali ini.

Setinggi penghargaan buat pihak MSD dan semua tenaga kerja PERTAMA kali ini yang memang telah banyak bertungkus-lumus sejak hari pertama anda dilantik sehingga terlaksananya program besar ini dengan jayanya. Hanya Allah yang bisa memberi ganjaran untuk usaha kalian.

Untuk 7 AMT JK PERTAMA yang di atas (Girls : Fathiyah, Arikah, Amalina n Su): You all worked so hard and managed this program successfully!

Biro Program : Alhamdulillah program berjalan lancar walaupun kita sedikit diuji pada hari kedua. Namun hasil kerjasama semua AJK dan MPPM, kita tetap dapat meneruskan baki acara di tempat yang juga selesa. Pengurusan masa juga baik. Good job Laila and the gang!

Biro Strategi : A special thanks to this 'biro' kerana kecekapan mereka sebagai elemen tulang belakang program ini. Resolusi yang mantap terhasil dari pengurusan strategi yang tersusun. Thanks untuk Aisyah dan kawan-kawan kerana sudi menerima jawatan ini walaupun pada mulanya biro ini kelihatan baru dan begitu asing sekali untuk kita semua. May Alah grant you His bless.

Biro Persiapan & Teknikal : Excellent. Kelihatan tiada kecacatan dalam program. Background slide menarik. Dewan, ruang solat dan makan disiapkan dengan baik. Thank's Dik Adah dan angkatannya!

Biro Penempatan & Keselamatan : Rata-rata pelajar mantiqah lain berpuas hati dengan pengurusan penempatan, pengangkutan dan khidmat muraqib yang cekap. Tilam dan bantal yang dipinjamkan juga sudah dipulangkan. Caya lah! Thanks Along dan AJKs!

Biro Publisiti dan Percetakan : You did well. Dengan kewujudan blog PERTAMA, dan promosi-promosi yang dibuat, program ini berjaya menarik peserta sehingga berjumlah +-300 orang. Kertas Kerja dan Booklet yang terhasil - Thank you Anis dan yang lain.

Biro Pendaftaran & Perhubungan : Biro yang turut bersusah-payah mempromosikan pendaftaran dan melobi program ini dikalangan pelajar. Terima kasih Cik Santun dan konco-konconya.

Biro Persegaran : Superb! Makanan sedap. Roti special, lauk ikan masak kicap, kari, lemak cili api dan ayam masak merah. Tidak lupa kuih-muih untuk VIP. Pastinya ramai biro-biro ini yang hampir saja patah pinggang menyiapkan santapan untuk hadirin. Nothing able to pay your work. Thank you orang dapur (Fida dan rakan-rakan)!

Biro Tugas-tugas Khas : Special thanks for this biro atas kerja-kerja rencam yang dilakukan. Hadiah, anugerah dan lain-lain -Thanks wawa and AJKs.

11 resolusi telah berjaya dicapai daripada program ini untuk MPPM dan semua mahasiswa realisasikan. So it is the time to work them out.

Seinfiniti penghargaan juga buat semua yang menjayakan program ini secara langsung mahupun tidak langsung. Semoga Allah memberi ganjaran untuk kalian semua.

“…dan bertolong-tolonglah kamu dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu bertolong-tolong dalam perkara munkar dan permusuhan…”


Dewan penuh bersejarah - Al-Kindi. Suka duka PERTAMA di sini...


Dewan sementara - Solah Petra pada malam kedua...


Dato' Duta merasmikan upacara pembukaan bersama Pengarah Program


Photographer peribadi mensabotaj pembentang kertas kerja. aishh...

Tuesday, February 10, 2009

Istiqamah dengan Al-Quran

Jika saya ajukan satu soalan,

Berapa muka surat Al-Quran akan kita baca dalam sehari?
Dalam setahun berapa kali kita khatam?
Setahun sekali setiap Ramadhan saja??

Ada orang kata, biar baca sedikit, asalkan dihayati maknanya. Tidak mengapalah begitu. Tapi kalau dalam sehari tidak sempat untuk membacanya langsung? Boleh percaya ke? Satu hari ada 24 jam, untuk menghabiskan 1 mukasurat, tidak sampai 5 minit diperlukan.

Untuk lebih mudah, carilah Al-Quran yang mempunyai terjemah di tepinya. Selesai membaca ayat, kerlingkan saja mata ke sebelah untuk membaca terjemahannya.

Saya pernah berbual dengan beberapa orang rakan arab. Mereka sangat pelik jika kita mengatakan bahawa kita membaca Al-Quran setiap hari. Mereka sendiri akui bahawa sukar untuk memahami maksud ayat al-Quran tersebut justeru mereka jadi liat untuk membacanya. Walaupun begitu, ramai lagi orang Arab yang lebih istiqamah dengan bacaan al-Quran ini saya yakin.

Rasullullah meninggalkan kita Al-Quran dan As-sunnah sebelum baginda wafat untuk kita jadikan panduan supaya tidak sesat. Justeru zalimlah kita sebagai umat baginda jika tidak memperdulikan warisan itu.

“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya, pasti kalian tidak akan sesat sesudahku, yaitu Kitabullah dan Sunnah RasulNya”(HR Malik dan al-Hakim)

Saya mula belajar mengaji ketika itu umur 4 tahun mungkin dan khatam ketika darjah 2. Saya menggunakan sistem 'muqaddam' biasa. Jadi apabila melangkah ke sekolah rendah dan ustazah mula mengajar menggunakan sistem Iqra', saya rasa sangat mudah dan kurang mencabar. ewah.. Yelah, kita akan membaca ayat-ayat yang sama. Itu sebabnya senang. Kalau baca muqaddam, bahagian pertamanya sebegitu dan bahagian keduanya kita akan mula membaca surah-surah lazim. Namun yang paling saya ingat, ketika belajar mengaji dulu, selalu juga saya menangis kerana takut. Kami adik-beradik akan bergilir-gilir mengaji di hadapan abah, biasanya dimulai dengan abang saya. Disebabkan rasa takut, saya selalu kelu dan 'lupa'.Oleh itu, abah akan marah dan saya jadi takut. Maka gugurlah beberapa titisan air mata mengembang di atas muka surat muqaddam tu. Namun apabila berpindah kepada Al-Quran, bacaan jadi lancar dan saya pula yang minta dengan abah untuk baca lebih daripada 2 mukasurat setiap kali mengaji. chewah..

Walau bagaimanapun saya lihat sekarang, liat benar sepupu-sepupu saya yang cilik-cilik ini untuk membaca Al-Quran. Manja agaknya. Penat sedikit, cutilah mengaji. Pada pandangan saya, ibu bapa sepatutnya lebih tegas dalam mengajar anak dalam hal-hal yang melibatkan solat dan mengaji. Tegas, bukannya garang tak berasas. Supaya anak-anak lebih berdisiplin dan apabila dia besar kelak, dia lebih berdisiplin dan
sedar mengapa ibu bapanya mementingkan hal-hal tersebut.

Last but not least,
Sentiasalah mendampingkan diri dengan Al-Quran, jika kita diberi umur selama 40-50 tahun, namun tiada usaha untuk kita melazimkannya dalam kehidupan seharian, apatah lagi usaha untuk menghafaznya, alangkah ruginya.

Friday, February 6, 2009

Kulit

Tamat 2 minggu round Dermatology saya. Perit juga dirasakan untuk minggu pertama subjek minor ini. Round klinik di hospital tidaklah men'tension'kan. But when it comes to seminar, i got some sort of tremor, fasting heart pounding and black-out. Teruknya 'medical student symptom' yang dialami.

Alhamdulillah kini saya sudah berupaya mengeluarkan differential diagnosis untuk simptom di kulit-kulit (walaupun tidak sehebat mana, tapi boleh laa). Maka hobi baru saya adalah meneliti setiap biji butir objek yang ada di muka orang.(yang sah di sisi syarak saja)

Masalah yang kerap kita jumpa di klinik adalah seperti acne vulgaris (jerawat), eczema (radang kulit), tinea (kurap kot), ptyriasis alba (panau).

Kadang-kadang kita melihat pesakit yang datang, pernah juga terdetik di hati. "Eleh, sikit je jerawat pun nak datang."

Tetapi kemudian bila pulang ke rumah dan melihat sebutir permata baru tumbuh di muka, kita akan mula gusar. Begitu juga dengan pesakit. Jerawat tersebut tidaklah mengganggu urusan hariannya secara total tetapi turut memberi kesan di dalam diri. Keyakinan kurang, segan, rasa tidak senang apabila bercakap dengan orang dan dalam masa yang sama orang asyik meneliti muka kita yang penuh dengan jerawat.

Teringat kata Dr Fawaz apabila ditanyakan tentang apa yang kita perlukan lakukan untuk masalah 'mild acne' atau masalah jerawat yang simple.

Katanya, "For me the best thing is not to do anything but for the sake of pretty face, we have to do something."

Betul juga. Kalau orang yang tidak kisah, pastinya ketumbuhan jerawat tidak menjadi masalah baginya. Tumbuhlah banyak mana pun, life has to go on. But for those yang 'particular' dalam penjagaan muka, sebutir jerawat pastinya meninggalkan tekanan yang hebat baginya.

Berikut sedikit info tentang jerawat atau pun nama saintifiknya Acne Vulgaris.

Gabungan faktor-faktor tersebut akan menyebabkan jerawat:

1. Pengeluaran minyak atau sebum yang berlebihan.
Sebum sebenarnya penting untuk kelembapan muka dan sistem pertahanan kulit. Namun masalah jerawat tidak akan hadir dengan satu sebab ini saja.

2. Hormon
Hormon androgen dan juga beberapa hormon lain akan meningkatkan penghasilan minyak yang berlebihan.

3. Liang roma yang tersumbat.(cthnya: kosmetik)
Apabila liang roma tersumbat, sebum tidak dapat dikeluarkan dengan lancar dan ia boleh menjadi medium untuk pembiakan bakteria dan pengumpulan 'fatty acids'.

4.Bakteria (Propionibacterium)
Ia merupakan bakteria komensal (bakteria yang diperlukan untuk keseimbangan kondisi kulit). Namun apabila ia membiak dengan banyaknya, maka akan berlakulah 'immune reaction' dan penghasilan jerawat.

5. Genetik.

Klasifikasi Jerawat

Mild : White head and black head.
Moderate : Ada biji-biji merah atau nanah yang dikenali sebagai 'papule' and 'pustule'.(Saiz :<0.5cm)
Severe : 'Nodule' (Biji tersebut berukuran >0.5cm)

Contoh severe acne

Klasifikasi penting bagi memastikan rawatan yang berkesan.

Jangan biarkan masalah jerawat menghantui diri anda. Tidak apa jika orang lain menilai kulit muka kita tidak halus disebabkan banyaknya jerawat. Namun jangan biarkan sehingga keyakinan diri kita terhakis disebabkan masalah ini. Jangan segan untuk bertemu dengan doktor.

Hargai ciptaan Allah, jaga kurniaanNya.

Thursday, February 5, 2009

Gila Kuasa

Melihat kepada senario politik yang berlaku di Perak akhir-akhir ini, dan yang terbaru berita tentang pengisytiharan angkat sumpah MB Perak yang baru akan dilangsungkan esok (6/2/2009) cukup membuat semua orang 'speechless'.

Sekejap benar rasanya kita melihat Dato' Seri Nizar (MB Perak) memerintah. Belum pun sampai setahun, kini kerajaan Perak bakal beralih tangan.

Dengan bangganya Dato' Seri Najib mengumumkan bahawa BN akan mengambilalih semula kerajaan Perak. Benar atau tidak berlaku suapan yang amat dahsyat terhadap 4 orang Exco Perak yang terlibat tersebut, wallahua3lam. Kejadian melompat-lompat parti memang biasa kita dengar. Namun ia menjadi amat luar biasa apabila 'lompatan' tersebut menghasilkan perubahan dalam tampuk pemerintahan kerajaan.

Ramai merasakan adalah tidak adil jika perubahan kuasa berlaku semudah itu. Di mana kuasa dan suara rakyat dilemparkan? Kebiasaannya rakyat akan memilih wakil berdasarkan calon dan juga parti. Namun apabila 3 orang wakil rakyat tadi mengisytiharkan diri mereka keluar parti, adakah rakyat masih memilih mereka? Di mana proses keadilan yang sepatutnya ditunjukkan melalui pilihanraya?

Bukan senang proses untuk kerajaan pakatan rakyat mendapatkan sesebuah negeri. Ya, mungkin tidak sesenang BN. Namun negeri yang satu inilah yang membuatkan BN 'tak senang duduk' dan seterusnya bekerja keras untuk mendapatkannya semula tanpa ingin menunggu lagi sepenggal.

Politik di Malaysia dirasakan sudah seperti politik di luar negara. Krisis dalaman yang tidak henti. Namun masih bersyukur kerana tiada istilah 'angkat senjata' atau rusuhan atau pertempuran. Na3udzubillah.

Semoga pemimpin, rakyat dan negaraku terus diberikan pencerahan olehNya.


"Ke arah kematangan ideologi mahasiswa" (Pinjam sekejap moto PERTAMA '09)